Welcome to My Blog


Your Comment, Please!

Indonesia On Time


Kalender

14 Desember 2008

Kekerasan Guru, Terekam Dalam Video

Hari Rabu kemarin (10 Desember 2008), pada waktu kuliah Sosio Anthrpologi Pendidikan, kami berdiskusi tentang perlu tidaknya sebuah kekerasan dilakukan dalam sebuah lingkup pendidikan. Hal ini karena akhir-akhir ini banyak terjadi kasus kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya. Sala satu contohnya adalah kasus penganiayaan yang dilakukan oleh guru di Sulawesi. Berikut ini saya ambilkan cuplikan berita dari indosiar.com(diakses tanggal 14 Desember 2008)

indosiar.com, Gorontalo - Penganiayaan guru kepada siswanya kembali terjadi. Kali ini menimpa 18 siswa SMKN 3 Kota Gorontalo. Secara bergantian oknum guru tersebut menampar 18 siswanya, namun aksi penganiayaan ini sempat direkam dengan menggunakan telepon selular milik salah seorang siswa.

Citra guru kembali tercoreng setelah rekaman penganiayaan oknum guru Gorontalo beredar luas di kalangan pelajar dan masyarakat. Dalam rekaman video berdurasi sekitar 67 detik ini, seorang oknum guru menampar 18 siswanya yang mengenakan seragam sekolah.

Satu persatu para siswa dimintai untuk maju menerima tamparan. Belakangan diketahui pelaku penganiayaan terhadap 18 siswa itu adalah seorang guru matematika di SMKN 3 Kota Gorontalo berinisial AK alias Awal.

Kepala Sekolah SMKN 3 Kota Gorontalo, Amir Kunuti menyatakan, peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 15 November. Saat itu oknum guru sedang memberikan pelajaran didalam kelas, namun sejumlah siswa berteriak-teriak diluar kelas, sehingga membuat sang guru naik pitam dan menampar mereka.

Sementara itu di mata para pelajar, oknum guru tersebut terkenal keras di sekolah. Tidak jarang para siswa dipukuli jika dianggapnya telah melakukan kesalahan. (Tim Liputan/Sup)

Dari kasus tersebut, saya heran kenapa guru selalu menjadi kambing hitam. Kenapa kok nggak di analisis dulu kenapa si guru sampai melakukan kekerasan terhadap siswa-siswanya. Bisa saja guru itu terpaksa melukukan itu karena beliau sudah tidak sabar dengan kelakuan muridnya yang keterlaluan. Atau mungkin beliau sudah mencoba menahannya, tapi saking kelewatannya si murid sehingga si guru terpaksa melakukan tindak kekerasa itu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai hal ini?

LAPORAN KUNJUNGAN LEMBAGA ”JOGLO TANI”

LAPORAN KUNJUNGAN LEMBAGA ”JOGLO TANI”

I. PENDAHULUAN

Lembaga merupakan kumpulan norma yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Soekanto mendefinisikan lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan norma-norma segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan manusia. Jadi lembaga sosial muncul karena adanya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Sedangkan organisasi merupakan unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Kelembagaan atau lembaga dan organisasi tidak berbeda. Keduanya merupakan kelompok sosial, sama-sama memiliki anggota, sama-sama mempunyai norma dan aturan yang disepakati, ada struktur, dan ada tujuan. Yang berbeda hanya derajatnya saja. Ada yang keanggotaannya diseleksi dan bahkan diformalkan dengan kartu anggota dan nomor anggota (misalnya pegawai negeri sipil), namun ada yang keanggotaannya relatif terbuka misalnya kelembagaan perdagangan komoditas pertanian (Syahyuti, 2003).

Pada dasarnya, lembaga dapat dibagi menjadi lembaga pemerintahan dan lembaga non-pemerintah baik swasta maupun swadaya masyarakat. Dalam praktikum dasar-dasar penyuluhan dan komunikasi pertanian ini ingin dikenalkan beberapa lembaga pemerintah maupun swasta yang tentunya bergerak dan berperan dalam penyuluhan maupun komunikasi pertanian. Joglo Tani adalah salah satu lembaga swadaya yang didirikan oleh komunitas petani di dusun Mandungan 1, Margoluwih, Seyegan, Sleman. Lembaga ini merupakan kawasan percontohan sistem pertanian tidak hanya pertanian terpadu dan berkelanjutan, tetapi juga mempertimbangkan aspek kebutuhan petani serta dukungan luas lahan.

II. ISI

  1. Latar Belakang

Dalam rangka pembangunan terutama pembangunan pertanian, lembaga penyuluhan dan komunikasi pertanian memainkan peran yang sangat strategis dalam hal alih teknologi, pemberian masukan-masukan serta fasilitasi terhadap stakeholders pembangunan pertanian terutama petani (Anonim, 2008). Menurut Syahyuti (2003), penyuluh pertanian berperan sebagai change agent linkage antara dua sistem sosial, yaitu pemerintah sebagai change agency dan masyarakat tani sebagai client system. Sehingga sebagai sebuah lembaga yang marginal, lembaga seharusnya bersifat netral dan pada akhirnya dapat menerapkan asas-asas, prinsip, serta pendekatan penyuluhan secara ideal. Lembaga penyuluhan ini dapat dari berbagai kalangan, seperti pemerintah, swasta, LSM, dan Kelompok Tani.

Lembaga penyuluhan dapat membantu menginformasikan hal-hal yang diperlukan dalam kegiatan usaha tani. Peran dari lembaga penyuluhan menurut van den Ban dan Hawkins (1999) adalah:

1. Membantu untuk menyadari adanya persoalan-persoalan dan membantu mendefinisikannya.

2. Menganalisis pemecahan masalah yang mungkin diambil akibat yang mungkin ditimbulkan.

3. Menentukan pilihan pemecahan masalah.

4. Menginformasikan adanya kebijakan-kebijakan baru di bidang pertanian.

5. Memantau dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan di bidang pertanian.

  1. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum adalah untuk mengenalkan berbagai macam lembaga penyuluhan dan komunikasi pertanian. Melalui kegiatan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui lebih mendalam tentang peranan dan fungsi Organisasi Penyuluh Pemerintah/LSM/Swasta/Kelompok Tani yang berkaitan dengan penyuluhan dan komunikasi pertanian.

  1. Kegunaan Praktikum

Setelah melakukan praktikum kunjungan lembaga ini, praktikan atau mahasiswa dapat mengetahui peranan berbagai lembaga penyuluhan dan komunikasi pertanian dalam pembangunan pertanian.

  1. Hasil Kunjungan

J Organisasi

Organisasi atau lembaga masyarakat “Joglo Tani” yang diformalkan dengan dibangunnya Gedung Joglo Tani yang telah diresmikan pengelolaannya oleh Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X merupakan lembaga yang didirikan oleh komunitas petani atau himpunan petani di Mandungan 1, Margoluwih, Seyegan, Sleman. Menurut Samsudin (1976), himpunan tani adalah organisasi tani formil yang dimana jelas tertulis anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya, pengurus dan anggota-anggotanya jelas terdaftar. Sebagai contoh dari himpunan tani adalah koperasi tani. Menurut Kartodirdjo (1984), koperasi merupakan perkumpulan dari orang-orang yang berusaha mencapai kesejahteraan secara bersam-sama sehingga setiap anggotanya terikat oleh suatu asas bersama.

Begitu pula organisasi Joglo Tani, selain diformilkan dengan dibangunnya Gedung Joglo Tani diatas lahan ± 5000 m2, Joglo Tani juga mempunyai Koperasi yang dinamakan sebagai Koperasi Joglo Tani dengan AD/ART yang jelas. Joglo Tani sebagai kawasan percontohan sistem pertanian tidak hanya terpadu dan berkelanjutan tetapi juga mempertimbangkan aspek kebutuhan petani dan dukungan luas lahan. Sehingga dalam lembaga swadaya ini dikembangkan berbagai kegiatan yang mengarah pada ketahanan dan kedaulatan pangan. Selain dibentuk Koperasi Joglo Tani juga didirikan Kelompok Ibu-ibu peternak itik ”Kalam” (Kambangan Laras Mandiri) yang beranggotakan 10 orang ibu.

Dalam sebuah organisasi formal harus ada pembagian kerja, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasi, selain itu juga ada beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi untuk mengawasi usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan. Hal ini jugalah yang diterapkan oleh Joglo Tani, pembagian kerjanya sesuai dengan struktur organisasi berikut ini:






Adapun fungsi dan peranan tiap bagian adalah sebagai berikut:

1) Divisi Keswadayaan:

v Subdivisi simpan pinjam berperan dalam mekanisme simpan pinjam yang berkaitan dengan Bank. Selama ini Jogo Tani menjalin kerja sama dengan BNI 46.

v Subdivisi kemitraan berperan menjalin kerja sama dengan daerah-daerah lain dalam hal konservasi hutan, misalnya dengan daerah Turi, Cangkringan, dan Pakem.

v Subdivisi kerja sama program berperan menjalin kerja sama dengan Pemda DIY, misalnya untuk mengurus kucuran dana bergulir untuk pengembangan Joglo Tani.

2) Divisi Pendidikan dalam hal ini berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan seputar pertanian, konservasi, dan wisata alam.

3) Divisi Usaha berperan dalam pengelolaan lahan dan sarana produksi pertanian.

4) Divisi Kesekretariatan berperan untuk mendokumentasikan segala kegiatan di Joglo Tani dan mengurus finansial terutama dana penggunaan Joglo Tani.

Dalam melaksanakan peranan tiap divisi tentunya lembaga ini membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan hingga saat ini SDM yang dimiliki Joglo Tani ada sekitar 24 orang dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi mulai dari SD, SMP, SMA, S1 hingga S3, namun latar belakang pendidikan tidak begitu penting dalam lembaga ini mengingat bahwa pendidikan formal bukanlah jaminan bagi seseorang yang menunjukkan tingkat keahliannya dalam suatu bidang khususnya di bidang pertanian yang mengacu pada pertanian terpadu (integrated farming) seperti yang di laksanakan oleh lembaga ini. Lembaga yang langsung dipimpin oleh Ketua IPPHTI (Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia) ini memperoleh finansial penunjang kegiatan dari berbagai sumber antara lain adalah:

  • Kegiatan pelatihan profesional yang bertempat di Joglo tani dikenakan biaya

Rp 400.000,00 per hari.

  • Pelatihan dengan fasilitator dari Joglo Tani 15% dari fee yang diterima fasilitator masuk ke Joglo Tani.
  • Iuran anggota untuk dana operasional.
  • Menjamin lembaga pemberi pinjaman maka 50% dana masuk ke Joglo Tani.

Dalam hal penggunaan dana, lembaga ini selalu membuat target sehingga implementasi program selalu sesuai dengan keuangan.

J Perencanaan Penyuluhan

Joglo Tani dalam membuat tujuan pembuatan perencanaan selalu mengacu pada SAP yaitu Sistem, Action, dan Expose. Sistem disini maksudnya adalah dalam perencanaan kegiatan penyuluhan, lembaga ini terlebih dahulu menentukan program apa baru kemudian menentukan sumber daya yang merealisasikannya sesuai dengan kapasitasnya. Kemudian setelah sistem ditentukan, maka program tersebut direalisasikan sesuai rencana untuk mencapai tujuan, dan hal inilah yang disebut sebagai action. Tahap paling akhir yaitu expose, dimana program penyuuhan tersebut disebarluaskan ke masyarakat luas agar mereka mengetahui dan diharapkan mereka sebagai sasaran dapat mengikuti program tersebut.

Menurut Samsudin (1976), yang dimaksud dengan materi penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam proses komunikasi, yang menyangkut ilmu dan teknologi pertanian, atau isi yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian. Sebenarnya yang menjadi pokok dari setiap kegiatan penyuluhan pertanian adalah proses menyampaikan ilmu dan teknologi pertanian. Ilmu bersifat teori, untuk memikirkan tentang sesuatu. Teknologi bersifat praktis, menjalankan apa yang telah dipikirkan oleh ilmu.

Dalam hal ini, fasilitator Joglo Tani senantiasa membuat materi penyuluhan yang akan disampaikan saat kegiatan penyuluhan selalu mengacu pada langkah proses pembelajaran orang dewasa (POD) yaitu seperti bagan berikut ini:

Dalam penyusunan materi penyuluhan, fasilitator dari Joglo Tani selalu mengupayakan agar peserta dapat mengalami atau melakukan sendiri semua informasi yang di sampaikan, misalnya materi penyuluhannya adalah Metode Tanam Padi secara SRI, maka materi yang disusun tersebut harus memiliki unsur dapat dilakukan oleh peserta. Sebagai contoh dalam pelaksanaan penyuluhannya peserta diajak untuk melakukan pembibitan, kemudian penanaman, dan perawatan hingga pemanenan dimana semua tekniknya telah dijelaskan saat penyampaian materi oleh fasilitator.

Yang dimaksud dengan sasaran penyuluhan pertanian yaitu siapa sebenarnya yang disuluh, atau ditujukan kepada siapa penyuluhan pertanian itu. Jadi bukan berarti tujuan yang hendak dicapai oleh penyuluhan pertanian. Dalam kegiatannya penyuluhan pertanian ditujukan kepada keluarga tani dipedesaan, yang terdiri dari bapak tani, ibu tani, dan pemuda-pemudi tani. Atau ditujukan untuk masyarakat tani di pedesaan, yang merupakan kesatuan petani dan keluarganya (Samsudin, 1976).

Sasaran program penyuluhan dari lembaga swasta ini adalah diri sendiri (fasilitator dari Joglo Tani), komunitas meliputi tetangga jiwa yaitu masyarakat dusun Mandungan dimana lembaga ini berdiri, masyarakat desa di sekitar dusun Mandungan, dan masyarakat luas di kabupaten Sleman khususnya kecamatan Seyegan, serta orang-orang yang berpotensi menekan sektor pertanian. Sedangkan untuk waktu pelaksanaan penyuluhan selalu disesuaikan dengan kondisi, misalnya ketika muncul sebuah permasalahan yang tentunya dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut maka saat itulah program penyuluhan direncanakan dan direalisasikan segera. Kemudian untuk program tahunan, Lembaga Masyarakat yang bergerak di bidang Pertanian Terpadu yang di kenal dengan Joglo Tani ini, program 1 tahunnya diperinci menjadi program semester, program bulanan, dan program mingguan.

J Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi merupakan bagian integral proses belajar dari semua pihak yang terlibat. Karena merupakan bagian integral dari proses belajar, maka arah evaluasi adalah demi perbaikan yang bersifat formatif dan demi pertanggungjawaban yang bersifat sumatif. Karena arahnya demi perbaikan dan pertanggungjawaban maka pelaksanaannya dapat dilakukan dengan saling mengevaluasi dan melakukan evaluasi diri atau melakukan refleksi. Untuk itu evaluasi dilakukan secara berkala, dan dilakukan sebelum, saat, dan setelah proses pembelajaran atau dalam hal ini adalah penyuluhan. Dalam hal ini, Joglo Tani melakukan evaluasi di tiap tahapan program, misalnya program yang dilakukan adalah konservasi, maka dilakukan TOT (Training of Trainers) selama 1 minggu kemudian dilanjutkan dengan evaluasi, kemudian setelah program terlaksana dilakukan evaluasi kembali. Adapun bahan yang di evaluasi dapat berupa aspek fisik maupun non-fisik. Sebagai contoh, program yang akan dilaksanakan adalah ”Bangunan Joglo harus selesai 2 minggu”, evaluasi fisiknya yaitu menilai apakah setelah 2 minggu bangunan Joglo sudah berdiri sesuai tujuan atau tidak, kemudian untuk evaluasi non-fisik dapat berwujud LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) serta moral pelaksanaan.

J Perekrutan Staf

Dalam sebuah organisasi atau kelembagaan baik organisasi fomal maupun non-formal tentunya dibutuhkan sumber daya yang akan mengelola organisasi itu sendiri. Namun sumber daya yang seperti apakah? Tentunya adalah seseorang yang berkompetensi dalam hal-hal yang erat kaitannya dengan program organisasi itu sendiri, inilah yang dinamakan sebagai perekrutan. Untuk lembaga-lembaga pemerintahan atau lembaga formal lainnya, perekrutan staf dilakukan secara berkala, baik tahunan maupun bulanan, sedangkan untuk lembaga non-pemerintahan seperti Joglo Tani, waktu perekrutan staf tidaklah tetap melainkan selalu melihat kondisi, perekrutan tidak dilakukan secara tahunan maupun bulanan melainkan sesuai kondisi dimana Joglo Tani sangat membutuhkan sumber daya tersebut.

Kemudian untuk kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan lembaga ini tidak mengutamakan latar belakang pendidikan mengingat bahwa background pendidikan formal yang tinggi belum tentu mencerminkan keahliannya. Dalam hal ini, Joglo Tani mempunyai kriteria tersendiri dalam merekrut staf. Adapun kriteria perekrutan staf antara lain:

§ orang tersebut harus dan wajib mempunyai HP (hati putih)

§ proaktif

§ mempunyai keahlian tertentu

§ bertanggungjawab.

Selanjutnya untuk aturan perekrutan dalam lembaga ini adalah Familiar, Semifamiliar, dan Profesional. Familiar maksudnya adalah tenaga kerja atau staf yang direkrut adalah orang-orang yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pengelola joglo tentunya atau dapat dikatakan bahwa mereka adalah tenaga kerja keluarga yang direkrut secara langsung tanpa melalui training atau seleksi khusus. Sedangkan secara semifamiliar, tenaga kerja yang direkrut masih memiliki hubungan keluarga namun perekrutannya dilakukan secara selektif, dan bidang atau divisi yang mereka geluti disesuaikan dengan kapasitas mereka. Aturan perekrutan yang terakhir adalah profesional, dalam hal ini pengelola Joglo memberikan serangkaian tahapan yang harus dialui oleh calon staf apabila mereka ingin bergabung dengan Joglo Tani. Tahapan seleksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah mereka termasuk dalam kriteria staf yang dicari Joglo Tani ataukah tidak. Sebagai contoh proses seleksinya adalah calon staf tersebut diberikan kepercayaan untuk mengelola kandang sapi, mulai dari manajemen sampai segala perawatan kandang sapi dan ternaknya. Dari sini pihak Joglo Tani dapat mengetahui potensi dan cara kerja calon staf tersebut, apabila pekerjaan mereka bagus, manajemennya bagus maka itu mencerminkan bahwa ia ber-HP (mempunyai hati putih), selain itu juga dapat diketahui keahlian mereka, seberapa tanggung jawab mereka, juga keaktifan mereka. Setelah mereka lolos tahap seleksi ini, maka mereka resmi masuk dalam lembaga ini sebagai staf atau tenaga kerja.

III. PENUTUP

Pada dasarnya lembaga merupakan suatu kelompok sosial sebagai himpunan sejumlah orang yang mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan sikap bersama. Kemudian lembaga itu sendiri ada yang berupa lembaga pemerintahan yang bernaung dibawah kendali pemerintah dan lembaga non-pemerintahan baik swasta maupun swadaya masyarakat.

Seperti Joglo Tani yang merupakan sebuah lembaga yang didirikan secara swadaya oleh komunitas atau himpunan petani di Mandungan 1, Margoluwih, Seyegan, Sleman adalah sebuah lembaga non-pemerintahan khususnya adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang pertanian. Karena lembaga ini adalah lembaga non-pemerintahan, meskipun formal yang telah memiliki AD/ART untuk koperasinya juga dengan anggota yang jelas baik pengelola Joglo Tani maupun pengurus Kalamnya tetapi untuk pemegang kuasa atau penanggung jawab tiap divisi belum jelas karena satu orang dapat berperan dalam semua divisi dalam pembagian kerjanya. Tidak seperti lembaga-lembaga pemerintah yang kekuasaannya dibagi dengan jelas sehingga satu orang hanya memegang satu peranan tidak ada istilah dwi fungsi apalagi multi fungsi.

Kemudian untuk pengelolaan dana, Joglo Tani selalu menentukan target sehingga penggunaan dana selalu tepat atau sesuai dengan implementasi program kegiatannya. Joglo Tani tak hanya sebatas lembaga yang dapat berperan dalam pembangunan pertanian melainkan juga berbagai kegiatan sosial lainnya, misalnya penyuluhan seks dan narkoba, donor darah, dan kegiatan sosial lain yang bertempat di Joglo tentunya dengan membayar biaya sewa Joglo yang kemudian dana ini dimasukkan ke dalam kas lembaga non-pemerintahan ini.

Mengenai kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan oleh lembaga ini, materi kegiatannya meliputi teori dan teknologi sehingga dapat segera dipraktikkan oleh peserta seperti halnya dalam sekolah lapangan. Kemudian evaluasi kegiatan dilaksanakan secara bertahap untuk menilai keberhasilan program dan sebagai perbaikan bagi program-program selanjutnya. Yang terakhir adalah mengenai perekrutan staf, staf atau tenaga kerja di lembaga ini waktu perekrutannya tidaklah tetap, bukan bulanan atau tahunan melainkan sesuai dengan kebutuhan tidak tentu kapan waktunya. Tenaga kerja yang direkrut pun harus sesuai dengan kriteria khusus yang telah ditentukan oleh joglo tani dan sistem perekrutannya adalah secara familiar, semifamiliar, dan profesional.

IV. KESIMPULAN

  1. Joglo Tani merupakan lembaga non-pemerintahan sebagai kawasan percontohan sistem pertanian terpadu, berkelanjutan, mempertimbangkan kebutuhan petani, dan dukungan luas lahan.
  2. Organisasi Joglo Tani mempunyai ketua dan 4 divisi pembantu dibawahnya, yaitu divisi Keswadayaan, Pendidikan, Usaha, dan Kesekretariatan dengan 24 orang SDM.
  3. Dana operasional Joglo Tani diperoleh dari berbagi sumber yang dipergunakan sesuai target sehingga selalu sesuai dengan implementasi program.
  4. Pembuatan perencanaan selalu bertujuan pada aspek SAP (Sistem, Action, Expose) dan materi penyuluhannya disesuaikan dengan langkah pembelajaran orang dewasa yang berpegang pada belajar dari pengalaman pribadi.
  5. Evaluasi program dilaksanakan secara bertahap meliputi aspek fisik maupun non fisik.
  6. Perekrutan staf dilakukan sesuai kebutuhan, dan dengan kriteria tenaga yang dibutuhkan: ber-HP (hati putih), proaktif, mempunyai keahlian tertentu, dan bertanggungjawab.

IIV. SARAN

Sebenarnya kinerja lembaga ini sudah baik, hanya saja dari segi struktur organisasi khususnya dalam hal pembagian tugas dan peranan masih belum jelas. Dalam lembaga ini masih terjadi dwi fungsi bahkan multi fungsi, maksudnya satu orang berperan dalam lebih dari satu divisi, misalnya Bapak TO Suprapto sebagai ketua umum juga masih meng-handle elemen organisasi yang lain seperti divisi keswadayaan, pendidikan, usaha, dan sebagainya. Sebaiknya hal seperti ini dihindari, agar tiap orang staf dapat menjalankan perannya secara optimal. Untuk itu pembagian tugas dan kekuasaan harus jelas. Sehingga Ketua Umum dalam hal ini hanya berfungsi sebagai pengarah dan berperan dalam controlling semua divisi, tidak turut mengelola divisi tersebut. Karena apabila hal ini masih terus berlangsung, maka penanggungjawab tiap divisi tidak dapat bekerja secara mandiri, mereka masih selalu bergantung pada ketua umum. Dan selain itu, apabila tiap penanggungjawab divisi diberikan kepercayaan maka mereka akan merasa lebih dihargai sehingga mereka akan semakin bersemangat memompa potensi mereka untuk mengembangkan Joglo Tani.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Panduan Praktikum Dasar-dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Laboratorium Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Van den Ban, dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

Kartodirdjo, S. 1984. komunikasi dan Kaderisasi Dalam Pembangunan Pedesaan. Pusat penelitian pembangunan Pedesaan dan Kawasan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Samsudin, S. U. 1976. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Binacipta, Bandung.

Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor.

Aku dan Desaku


Namaku Alil Arifin, teman-temanku biasa memanggilku Alil. usiaku 13 tahun. Aku tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari keramaian kota, diapit oleh pegunungan yang indah dan terdapat sebuah air terjun yang namanya dikemudian hari dijadikan sebagai nama desaku yaitu Curuk Muncar, sebuah desa di kecamatan Petung Kriyono kabupaten Pekalongan.

Aku murid kelas dua SMPN I Petung Kriyono. Aku pergi ke sekolah bersama Frendi temanku yang baru masuk kelas satu SMP. Dulu waktu kelas satu aku berangkat sekolah sendirian karena teman-teman di desaku kebanyakan lebih memilih sekolah di SMP Satu Atap di desa Tlogo Pakis yang terletak di seberang desaku. Orang tua teman-temanku menyekolahkan mereka disana karena katanya jaraknya lebih dekat dari Curuk Muncar. Aku memilih sekolah di petung karena fasilitasnya yang lebih baik dibandingkan dengan SMP Tlogo Pakis, guruku SD yang bilang seperti itu, dan atas saran beliau lah aku sekolah di Petung.

Setiap hari, aku dan Frendi tetanggaku yang baru saja masuk kelas satu, pergi ke sekolah ikut angkutan colt (mobil dengan bak terbuka-red) milik tetanggaku, angkutan satu-satunya di desaku yang menuju ke pasar Doro yang terlebih dahulu melewati sekolahku dan juga lewat kecamatan. Khusus buat aku dan Frendi ongkos angkutannya gratis, kata supirnya karena anak sekolah yang ikut angkutan sampai Petung cuma kami berdua saja jadi tidak usah bayar, maklum hanya kami berdua saja yang sekolah disana karena semua teman-teman sebayaku sekolah di SMP Tlogo Pakis. Tiap hari aku harus bangun tidur pagi-pagi buta bahkan sebelum aku mendengar suara ayam berkokok karena colt-nya berangkat jam empat pagi dan aku tidak mau terlambat karena kalau terlambat aku harus jalan kaki ke sekolah. Aku pulang sekolah jam setengah satu, jalan kaki bersama satu-satunya teman sekolah se-desaku yaitu Frendi. Waktu pulang, kami mengambil jalan pintas naik turun bukit melewati kebun dan area persawahan dan sampai rumah jam setengah tiga karena angkutan colt desaku sudah pulang duluan kira-kira jam sepuluh pagi.

Selain Frendi, aku masih punya lagi teman sebaya dan se-desa denganku, namanya Tatin Herliyata. Tatin salah satu siswa kelas tiga di SMP Satu Atap Tlogo Pakis. Setiap hari, Tatin bersama 20 siswa lainnya dari desaku berangkat sekolah bersama-sama. Mereka ke sekolah jalan kaki karena tidak ada angkutan, tapi perjalanannya hanya sekitar setengah jam, jadi cukup dekat dan cukup ditempuh hanya dengan jalan kaki saja berbeda dengan sekolahku yang sampai dua jam jalan kaki.

Walaupun sekolahku di pedesaan, tapi buku-buku diperpustakaan sekolahku cukup lengkap, guru-guruku rajin mengajar dan jarang sekali ijin tidak masuk mengajar. Waktu aku masih kelas satu, setiap bulan aku membayar SPP Rp. 18000, tapi waktu naik kelas dua, disekolahku sudah tidak ada biaya SPP lagi karena mendapat bantuan program BOS dari pemerintah. Sekolahku juga mendapat buku-buku paket dari pemerintah dan dipinjamkan kepada siswa secara gratis, jadi para murid sudah tidak usah banyak mengeluarkan uang untuk membeli buku karena buku yang disediakan oleh sekolahku sudah cukup lengkap.

Kalau musim kemarau aku bisa berangkat kesekolah dengan lancar. Susahnya itu apabila musim hujan datang, jalanan ke sekolah menjadi licin dan becek jadi susah kalau pergi atau pulang dari sekolah. Tapi aku dan Frendi tetap semangat pergi ke sekolah walau banyak halangannya karena kami harus sekolah biar jadi anak yang berguna dan bisa memajukan desaku. Semoga beberapa tahun lagi pembangunan jalan dari kecamatan Petung Kriyono sampai ke desaku dan diaspal jadi aku dan Frendi bisa berangkat ke sekolah dengan lebih mudah.aamin...

By: Didik(HPT07 UGM)

30 November 2008

Lomba Matematika SMA se-DIY&Jateng

Hari ini lagi ada lomba Matematika SMA se-DIY & Jateng. Pesertanya berasal dar berbagai SMA di DIY dan Jawa Tengah. Bukan hanya anak SMA yang ikut lomba ini tapi ada juga anak SMP yang ikut, yaitu SMP 8 Yogyakarta.
Lombanya sendiri terdiri dari 3 babak. Yang pertama dimulai pukul Sembilan pagi tadi. Sampai pukul setengah sebelas para peserta mengerjakan soal benar-salah ama isian singkat. Mereka dipaksa mengerjakan soal-soal (yang menurut aku sulit) sebanyak 15 soal Benar-Salah dan 10 soal isian singkat.
Tepat pukul 10.30 WIB bel berkumandang, sebagai tanda telah berakhirnya babak pertama. Setelah sepuluh menit peserta beristirahat, mereka sudah duduk rapi di kursi mereka masing-masing. Tak lama kemudian teman-teman Tim Soal sgera membagikan soal Essay. Para peserta pun segera berjuang melawan musuh Matematika yang berlima.
Detik demi detik telah terlampaui. Segala hadangan dan rintangan telah mereka coba taklukkan. Hingga sepuluh menit setelah jam 12 siang mereka berjuang. Namun apalah daya, waktu juga yang harus memisahkan mereka dari musuh mereka.
Pada awal babak ketiga terjadi kesalahan teknis, yaitu bel yang seharusnya berbunyi jam satu siang ga berani bersuara. Hal ini mengakibatkan terjadi pergeseran waktu untuk memulai babak ketiga.

Waktu pun berlalu, akhirnya babak ketiga berakhir. Di belakang, Tim Juri masih sibuk dengan mengolah hasil lomba. Detik demi detik waktu terlampaui, dan tibalah saatnya pengumuman yang paling ditunggu-tunggu.

Para peserta cemas, khawatir dengan hasil lomba hari ini. Takut ga dapet gelar. Wajah penasaran menggelayuti wajah-wajah peserta, guru pendamping dan panitia lomba.

Pada waktu yang telah ditentukan, Mas Eko, sang ketua BEM FMIPA UNY, mulai menyebutkan nama-nama yang meendapat peringkat sepuluh sampai enam. SMA Semesta semarang, SMA 1 Yogyakarta, dan SMA 1 Boyolali berbangga hati ketika anak didiknya ada yang disebut sebagai juara sepuluh sampai enam.

Saat Juri menyampaikan juara ke V, semua hadirin tepuk tangan kepada salah seorang siswa dari SMA Semesta Semarang, begitu juga dengan juara IV. Juara III diperoleh gadis cantik dari tetangga Magelang. Dia mewakili teman-temannya di SMA 1 Temanggung untuk mendapatkan trophy. Podium II dan I diduduki oleh siswa cerdas asal Jawa Tengah. Mereka tak lain dan tak bukan adalah para siswa SMA Semesta Semarang. Tepuk tangan meriah menyertai langkah mereka menuju depan para penonton.

Dengan ini usai sudah Lomba Matematika hari ini. Selamat buat yang telah berhasil mendapat juara. Buat yang belum dapat, ga usah khawair, karena November 2009 masih ada.

28 November 2008

Ganda putra andalan Indonesia, Kido/Hendra gagal melanjutkan perjuangannya di turnamen super series terakhir tahun ini di Hongkong. Ganda putra nomor satu dunia itu, dijegal langkahnya oleh ganda Malaysia, Koo kien Kiet./Tan Boon Heong. Pada pertandingan Jum'at siang tadi, Kido/Hendra dipaksa tunduk pada ganda Malaysia hanya dalam waktu 21 menit.
Pada game pertama, mereka langsung tertinggal 0-4 dari Koo/Tan. Sempat memperoleh beberapa poin., mereka tertinggal jauh hingga akhir pertandingan. Ganda veteran malaysia itu pun menyudahi game pertama dengan skor 21-11. Di game kedua sebenarnya Kido/Hendra mempunyai kesempatan untuk menang, sebab menyamakan kedudukan menjadi 12-12, namun Dewi Fortuna sedang tidak berpihak pada merka. Mereka menyerah 17-21.
Harapan Indonesia di sektor ganda putri pun gagal melangkah ke semifinal. Vita/Lily gagal melawan ganda Korea, Ha Jung Eun/Kim Min Jung. Sempat kalah di game pertama, Vita/Lily mengejar ketertinggalan di game kedua. Melalui rubber set, pertandingan itu pun dimenangi oleh Ha/Kim dengan skor 21-13, 18-21 dan 21-13.
Hingga saat berita ini ditulis, Taufik Hidayat dan Nova/Lily masih menunggu pertandingan.